Kalau bicara soal kisah-kisah atau apa aja kejadian suka duka di Pondok Dayung, aku akan cerita ke readers dari kedatangan rombongan Al Muslim ya.
Ketika tiba di Pondok Dayung kami semua disambut dengan ramah oleh bapak-bapak TNI yang kemungkinan besar itu akan jadi pelatih kami. Begitu sampai kami dibariskan, dan ternyata akan menuju ke dalam ruang olahraga atau stadion tempat bulu tangkisnya para TNI ini. Akhirnya aku pun masuk dan ternyata masih dalam bentuk barisan, kami diminta untuk menaruh segala barang bawaan yang sekiranya berat dan harus di letakkan di sana. Ketika kami menaruh semua barang-barang kami, barulah kami diberi tahu bahwa stadion itu adalah tempat dimana kami akan tidur pada maam harinya.
Setelah itu kami diajak berjalan-jalan keliling pondok dayung. Lalu kami diajak untuk mengenal kapal-kapal yang ada di pondok dayung. Perjalanan berkeliling podok dayung itu dilakukan hingga siang hari. Ketika sudah siang, kami semua berkumpul di mushola untuk solat dzuhur. Begitu memasuki mushola, rasanya kita ga mau pergi dari mushola karena setelah kita melakukan banyak kegiatan, terutama kegiatan yang terlibat aktivitas luar yang melelahkan terus masuk ke ruangan yang dingin banget seperti mushola disini itu rasanya nyamaaaaaaaaan banget.
Setelah solat, kami semua berkumpul untuk makan siang bersama, di lapangan depan stadion. Sebelum makan kita semua dibariskan terlebih dahulu untuk mengambil posisi makan, namanya juga militer ya dikit-dikit PBB haha. Dan ya, saat makan pun kita diberikan waktu yang cukup singkat. Suka atau tidak suka kita harus menghabiskan makanan yang telah disediakan. Ini berlaku sampai makan keesokkan paginya.
Kemudian aku akan menceritakan mengenai jerit malam di pondok dayung. Namanya juga lingkungan baru, di pinggir laut pula apalagi malem, situasi dan kondisinya pasti serem banget apalagi aku itu termasuk orang yang penakut. Aku akan cerita mengenai jerit malam disini. Sebelum jerit malam kami diminta untuk membuat kelompok, dan masing-masing kelompok beranggotakan 10 orang. Aku sekelompok dengan poci, anita, ndut, saul, adilah, naila, mbes, mpuy, dan kace. Ketuanya yaitu adilah. Ketika di pos satu, kami diberikan kata kunci yang harus selalu kami ucapkan ketika bertemu dengan personil TNI ataupun ketika mendekati pos berikutnya.
Ketika berjalan dari pos 1 ke pos 2 masih belum ada masalah. Namun masalah mulai datang ketika menuju pos 3. Aku dan anita berada di belakang dan kami hanya berdua dibelakang dan itu merupakan sesuatu yang buruk karena kami sama-sama penakut. Dan benar ketika sampai di pos 3, dimana di pos 3 terdapat kuburan kelompok kami pun segera berteriak karena banyak sekali hal-hal yang mengejutkan kami. Aku pun lari dan cepat-cepat merapatkan barisan namun teman-teman berlari untuk merapat semua sampai-sampai tidak ada celah untukku. Aku pun dilanda ketakutan akut.
Setelah kami diberikan tugas, kami segera melanjutkan perjalanan menuju pos berikutnya. Karena aku ketakutan, aku berjalan bersama kace dan naila. Tiba-tiba dipintu keluar ada prajurit TNI yang mengagetkanku dengan kain putih. aku pun bersegera untuk lari dan aku pun nangis. Aku tidak sadar kalau jalannya itu turunan yang kemudian menanjak, sehingga aku terjatuh dan aku baru sadar ketika sampai di pos terakhir dimana pada kenyataannya celana seragamku yang aku kenakan malam itu ROBEK karena jatuh itu.
Haduuuuuuh bener-bener pengalaman yang memalukan, menyeramkan dan menyenangkan. Ohya, dermaga disini tuh romantis banget kalau malem karena kita bisa melihat gemerlap Jakarta dengan batas laut.
Inilah pengalamanku, bagaimana denganmu?
Thanks for read, and please leave your comment :)